Aku bereinkarnasi sebagai Raja Iblis bayi berusia empat tahun di novel fantasi pasaran. Parahnya lagi, aku begitu lemah hingga hanya menjadi raja boneka yang dimanfaatkan oleh iblis lain! Tapi kemudian, para pahlawan malah salah paham dan mengira iblis yang menindasku sebagai Raja Iblis, lalu menyingkirkannya? Tunggu, sebentar. Aku masih kecil dan lemah, dan bagaimanapun juga, […]

Aku bereinkarnasi sebagai Raja Iblis bayi berusia empat tahun di novel fantasi pasaran. Parahnya lagi, aku begitu lemah hingga hanya menjadi raja boneka yang dimanfaatkan oleh iblis lain! Tapi kemudian, para pahlawan malah salah paham dan mengira iblis yang menindasku sebagai Raja Iblis, lalu menyingkirkannya? Tunggu, sebentar. Aku masih kecil dan lemah, dan bagaimanapun juga, tidak ada harapan bagiku untuk bertahan hidup di Dunia Iblis... ‘Bagaimana kalau aku menyembunyikan fakta bahwa aku adalah Raja Iblis dan menjadikan para pahlawan sebagai waliku?’ \* …Segalanya berjalan dengan baik, bahkan aku berhasil menjadikan tiga pahlawan sebagai ayahku. Tapi kemudian— “Kita sudah sepakat kalau Titi duduk di pangkuan kita masing-masing selama sepuluh menit, kan?” “Itu terserah si kecil. Apa hakmu melarangnya datang padaku?” Ayah pertama dan ayah kedua malah bertengkar seperti anak-anak, Lalu— “Waktunya sudah habis. Sekarang giliranku.” Bahkan ayah ketiga ikut-ikutan dalam ‘perebutan Titi.’ Seolah itu saja belum cukup membuat kepalaku pusing... “Titi, aku semakin menginginkanmu… Aku tidak akan menahan diri lagi.” Tunggu, kenapa pemeran utama pria—yang seharusnya jatuh cinta dengan pemeran utama wanita—jadi begini padaku?!