Keterampilan [Jendela Pemberitahuan Status Emas] telah diperoleh! Anda dapat lebih akurat mengetahui kondisi anak yang membutuhkan pertolongan Anda.> * Edith Irene Brussels punya rahasia. Yang benar adalah dia mengalami kerasukan. Suatu hari dia tiba-tiba menjadi Edith. Dan itu terjadi di era yang benar-benar berbeda, di negara asing yang namanya belum pernah kudengar! Apalagi dengan kemampuan […]

Keterampilan [Jendela Pemberitahuan Status Emas] telah diperoleh! Anda dapat lebih akurat mengetahui kondisi anak yang membutuhkan pertolongan Anda.> * Edith Irene Brussels punya rahasia. Yang benar adalah dia mengalami kerasukan. Suatu hari dia tiba-tiba menjadi Edith. Dan itu terjadi di era yang benar-benar berbeda, di negara asing yang namanya belum pernah kudengar! Apalagi dengan kemampuan aneh yang tidak terlihat oleh orang lain. Untuk kembali ke rumah, Edith memilih pernikahan kontrak dengan Duke, seorang penyihir jenius. "Maukah kamu menikah denganku?" "Ya! Besar!" Namun. “Apa yang terjadi? “Tidakkah kamu benar-benar berpikir bahwa kamu adalah nyonya rumah seorang duke?” “Brussel. Adakah yang pernah mendengar tentang keluarga itu?” Para bangsawan mengucilkan orang karena mereka berasal dari keluarga yang jatuh. 'Cukup bagus!' Saya berpikir positif dan pergi sendiri, Saya terus bertemu dengan anak-anak yang mengalami kesulitan di belakang lingkaran pergaulan saya. < Stres: 130/100 [!! Bahaya!!] > [Tindakan yang tepat diperlukan terhadap Geumjjoek.] “Viscountess, bisakah kamu memegang tangan anak itu?” Saya tidak bisa hanya menunggu dan melihat, jadi saya melangkah maju, dan pada titik tertentu, saya dikenal sebagai 'pemecah masalah'. “Duchess, saya ingin bertemu Anda minggu depan.” “Aku juga. Bisakah kamu datang ke rumahku?” Tentang bagaimana aku, yang terbuang di kalangan sosial, menjadi nomor satu dalam daftar undangan. * Akhirnya aku mulai terbiasa dengan suasana baru, tapi kali ini suamiku aneh. “Apa maksudmu kamu biasanya menyukai hal-hal seperti itu?” “Saya kira begitu, ya?” “Kalau begitu, yang aku suka adalah kamu.” Ya Tuhan, siapa yang mau mengaku seperti itu!